Selasa, 22 Maret 2016

(Tugas Minggu ke-1) Tugas Tulisan Psikoterapi

Nama : Nadira Avnedria
NPM: 16513288

Contoh Kasus Yang Dapat diterapkan Terapi Psikoanalisis

Salah satu contoh kasus yang saya ambil adalah  contoh kasus tentang fobia. Semua penanganan psikoanalisis terhadap fobia berupaya mengungkap konflik-konflik yang ditekan yang diasumsikan mendasari ketakutan ekstrem dan karakteristik penghindaran dalam gangguan ini. Karena fobia dianggap sebagai simtom dari konflik-konflik yang ada di baliknya, fobia biasanya tidak secara langsung ditangani. Memang, upaya langsung untuk mengurangi penghindaran fobik dikontraindikasikan karena fobia diasumsikan melindungi orang yang bersangkutan dari berbagai konflik yang ditekan yang terlalu menyakitkan untuk dihadapi.

Dalam berbagai kombinasi analis menggunakan berbagai teknik yang dikembangkan dalam tradisi psikoanalisis untuk membantu mengangkat represi. Dalam asosiasi bebas analis mendengarkan dengan penuh perhatian apa yang disebutkan pasien terkait dengan setiap rujukan mengenai fobia. Analis juga berupaya menemukan berbagai petunjuk terhadap penyebab fobia yang ditekan dalam isi mimpi yang tampak jelas. Apa yang diyakini analis mengenai penyebab yang ditekan tersebut tergantung pada teori psikoanalisis tertentu yang dianutnya. Seorang analis ortodoks akan mencari konflik-konflik yang berkaitan dengan seks arau agresi, sedangkan analis yang menganut teori interpersonal dari Arieti akan mendorong pasien untuk mempelajari generalisasi ketakutannya terhadap orang lain.

Sumber : Anonim. (2011). Fobia. (http://phobia-disorder.blogspot.com/p/prevensi.html). (Diakses tanggal 23 April 2016).

(Tugas Minggu ke-1) Pengantar & Terapi Psikoanalisis

Nama : Nadira Avnedria
NPM : 16513288


Pengantar

1. Pengertian Psikoterapi
psikoterapi yanga lahir pada pertengahan dan akhir abad yang lalu, dilihat secara etimologi yang mempunyai arti sederhana, yakni "psyche"  yang artinya jelas yaitu "mind" atau sedehananya: jiwa dan "therapy"dari bahasa Yunani yang berarti "merawat" atau "mengasuh", sehingga psikoterapi dalam arti sempitnya adalah "perawatan terhadap aspek kejiwaan" seseorang

2. Tujuan Psikoterapi

  • Dengan pendekatan psikodinamika menurut Ivey, et al (1987) adalah : membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. rekonstruksi kepribadiannya ilakukan terhadap kejadian-kejadian yang sudah lewat dan menyusun sintetis yang baru dari konflik-konflik yang lama.
  • Dengan pendekatan psikoanalisis menurut Corey (1991) dirumuskan sebagai: membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. membantu klien dalam menghidupkan kembali pengalaman-pengalaman dan bekerja melalu konflik-konflik yang ditekan untuk memahami intelektual


3. Unsur-Unsur Psikoterapi
Menurut Masserman (1984) ada delapan "parameter pengaruh" dasar yang dapat mencakup unsur-unsur pada semua jenis psikoterapi, yaitu:
a.     Peran sosial (martabat)
b.     Hubungan (persekutuan terapeutik)
c.     Hak
d.     Retrospreksi
e.     Reduksi
f.      Rehabilitasi, memperbaiki gangguan perilaku berat
g.     Resosialisasi
h.     Rekapitulasi

4. Perbedaan Psikoterapi dan Konseling
Apabila kita tinjau dari definisi kedua permbahasan tersebut konseling Menurut Schertzer dan Stone (1980) Konseling adalah upaya membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan konseli agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan efektif perilakunya.
    Sedangkan psikoterapi menurut Wolberg (1967 dalam Phares dan Trull 2001), mengungkapkan bahwa psikoterapi merupakan suatu bentuk perlakuan atau tritmen terhadap masalah yang sifatnya emosional. Dengan tujuan menghilangkan simptom untuk mengantarai pola perilaku yang terganggu serta meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi yang positif.
    Dari dua definisi di atas kita bisa tarik kesimpulan mengenai dua pembahasan tersebut bahwa konseling lebih terfokus pada interaksi antara konselor dan konseli dan lebih mengutamakan pembicaraan serta komunikasi non verbal yang tersirat ketika proses konseli berlangsung dan semacam memberikan solusi agar konseli dapat lebih memahami lingkungan serta mampu membuat keputusan yang tepat dan juga nantinya konseli dapat menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya.
    Sedangkan psikoterapi lebih terfokus pada treatment terhadap masalah sifatnya emosional dan juga lebih dapat diandalkan pada klien yang mengalami penyimpangan dan juga lebih berusaha untuk menghilangkan simptom-simptom yang di anggap mengganggu dan lebih mengusahakan agar klien dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian ke arah yang positif.

5. Pendekatan Terhadap Mental Ilness

  • Psychoanalysis dan psychodynamic: Berfokus terhadap mengubah masalah prilaku, perasaan dan pikiran dengan cara memahami akar masalah yang biasanya tersembunyi di pikiran bawah sadarnya untuk mendapat solusi.
  • Behavior therapy:Berfokus dalam hukum pembelajaran. Perilaku seseorang akan dipengaruhi proses pembelajaran seumur hidup tokohnya adalah Ivan Pavlov yang menemukan teknik classical conditioning assosiative learning. Inti dari pendekatan behavior therapy adalah manusia bertindak secara otomatis karena membentuk asossiasi (hubungan sebab-akibat atau aksi-reaksi).
  • Cognitive therapy: Cognitive therapy dalah penyebab difungsi pikiran dan menyebabkan difungsi perilaku. Tokohnya Albert Ellis dan Aron Back. Tujuan utama pendekatan kognitif adalah mengubah pola pikir dengan cara mengubah meningkatkan kesadaran dalam pola pikir rasional, metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan kognitif adalah collaborative empiricism, guide discovery.
  • Humanistic therapy: Pendekatan humanistic therapy menganggap bahwa setiap manusia itu unik dan setiap manusia sebenarnya mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Setiap manusia dengan keunikannya bebas menentukan pilihan hidupnya sendiri. Oleh karena itu dalam terapi humanistik, seorang psikoterapis berperan sebagai fasilitator perubahan saja bukan mengarahkan perubahan.
  • Integrative therapy: Apabila seseorang klien mengalami komplikasi gangguan psikologis yang namanya tidak cukup bila ditangani dengan satu metode psikoterapi saja.


Terapi Psikoanalisis

1. Konsep dasar Terapi Psikoanalisis Tentang Kepribadian

  • Id
Id adalah komponen biologis, system kepribadian yang orisinil; kepribadian setiap orang hanya terdiri dari id ketika dilahirkan. Id bersifat tidak logis, amoral, dan di dorong oleh suatu kepentingan.

  • Ego

Ego adalah komponen psikologis, eksekutif dari kepribadian yang memerintah, mengendalikan, dan mengatur. Ego memiliki kontak dengan dunia eksternal dari kenyataan. Tugas utama ego adalah memperantarai naluri dengan lingkungan sekitar. Ego mengendalikan kesadaran dan melaksanakan sensor, dengan diatur oleh asas kenyataan, ego berlaku realistis dannberfikir logis serta merumuskan rencan-renacana tindakan bagi pemuasaan kebutuhan.

  • Superego

Superego adalah cabang moral atau hokum dari kepribadian. Superego memiliki tugas utama yaitu menilai apakah suatu tindakan baik atau buruk, pantas atau tidak pantas untuk dilakukan, benar atau salah. Superego mempreesentasikan nilai-nilai tradisional dan ideal-ideal masyarakat yang diajarkan oleh orang tua pada anaknya.

2. Unsur-Unsur Terapi Psikoanalisis

  • Tujuan Terapi Psikoanalitik

Tujuan terapi psikoanalitik adalah membentuk kembali struktur karakter individual dengan jalan membuat kesadaran yang tidak disadari didalam diri klien. Proses terapi difokuskan pada upaya mengalami kembali pengalaman-pengalaman masa anak-anak, direkonstruksi, dibahas, dianalisis, dan ditafsirkan dengan sasaran merekonstruksi kepribadian.


  • Fungsi dan Peran Terapis

Karakteristik psikoanalisi adalah terapi atau analis membiarkan dirinya anonim sera hanya berbagi sedikit perasaan dan pengalaman sehingga klien memproyeksikan dirinya kepada analis. Analis berusaha membantu klien dalam mencapai kesadaran diri, kejujuran, keefektifan dalam melakukan hubungan personal dalam menangani kecemasan serta secara realistis. Yang dilakukan klien sebagian besar adalah berbicara, yang dilakukan oleh analis adalah mendengarkan dan berusaha untuk mengetahui kapan dia harus membuat penafsiran yang layak untuk mempercepat proses penyingkapan hal-hal yang tidak disadari.

3. Teknik Terapi Psikoanalisis

  • Asosiasi Bebas

Asosiasi bebas merupakan teknik utama terapi psikoanalitik. Analis meminta kepada klien agar membersihkan pikirannya dari peikiran-pemikiran dan renungan sehari-hari dan sebisa mungkin mengatakan apa saja yang melintas dalam pikirannya. Dengan melaporkannya segera tanpa ada yang disembunyikan, klien terhanyut bersama segala perasaan dan pikirannya. Cara yang khas adalah klien berbaring diatas balai-balai sementara analisi duduk dibelakangnya sehingga tidak mengalihkan perhatian klien pada saat asosiasi nya mengalir bebas.

  • Analisis Transferensi

Transferensi merupakan inti dari terapi psikoanalitik. Transferensi dalam proses terapeutik ketika “urusan yang tidak selesai” dimasa lalu klien dengan orang-orang yang berpengaruh menyebabkan dia mendistorsi masa sekarang. Analisis trasferensi adalah teknik yang utama dalam psikoanalisis, sebab mendorong klien untuk menghidupkan kembali masa lampaunya dalam terapi. Ia memungkinkan klien mampu memperoleh pemahaman atas sifat dari fiksasi dan deprivasi dan menyajikan pemahaman tentang pengaruh masa lampau terhadap kehidupannya sekarang. Singkatnya, efek-efek psikopatologis dari hubungan masa dini yang tidak diinginkan dihambat oleh penggarapan atas konflik emosional yang sama yang terdapat dalam hubungan terapeutik dengan analis.

  • Analisis Resistensi

Resistensi adalah sesuatu yang melawan kelangsungan terapi dan mencegah klien mengemukakan bahan yang tidak disadari. Freud memandang resistensi sebagai dinamika terhadap kecemasan yang tidak bisa dibiarkan, yang akan mengingat jika klien menjadi sadar atas dorongan-dorongan dan perasaan yang direpresi itu.

  • Analisis Mimpi

Analisis mimpi adalah sebuah prosedur yang penting untuk menyingkap bahan yang tidak disadari dan memberikan kepada klien pemahaman atas beberapa area masalah yang tidak terselesaikan. Selama tidur, pertahanan melemah dan perasaa yang direpresi muncul ke permukaan. Freud memandang mimpi sebagai “jalan istimewa menju ketidaksadaran” karena melalui mimpi hasrat, kebutuhan, dan ketakutan yang tidak disadari diungkapkan. Mimpi memiliki dua taraf isi yaitu isi laten dan isi manife

Sumber :
Tim Psikologi Klinis UGM, (2002). Psikoterapi (Pendekatan Konvensional dan Kontemporer)
Gunarsa, Singgih D. (1996). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: BPK Gunung Mulia
Andi. (2008). Pengantar Konseling dan Psikoterapi. Jakarta:  PT Raja Grafindo Persada